» » » » » Nyanyian Duka Cita

Nyanyian Duka Cita

“Apakah meditasi mendalam membebaskan jiwa dari segala macam duka cita?”, demikian banyak orang bertanya di sesi meditasi. Tiap sahabat yang meditasinya mendalam tahu, meditasi tidak menghentikan karma. Meditasi hanya memperbesar kemampuan seseorang untuk mengalir sempurna dengan tiap putaran karma yang datang.

Sebelum bathin disentuh meditasi, ia mirip dengan cangkir kecil dan sempit. Sedikit saja ada gerakan kehidupan, maka bathin akan ribut dan riuh bersama segala protesnya. Dan meditasi melalui kegiatan menyaksikan, pelan perlahan tapi pasti membuat ruang-ruang bathin semakin lebar dari hari ke hari. Itu sebabnya, ada yang menulis kalau puncak meditasi adalah boundless capacity to suffer (kemampuan untuk menderita secara tidak terbatas).

Di zaman ini manusia mengagumi tokoh-tokoh sepert Nelson Mandela, Bunda Teresa, YM Dalai Lama hingga Mahatma Gandhi. Mereka semua bertumbuh di tempat dan tradisi yang berbeda, tapi semuanya dibikin bercahaya jiwanya melalui serangkaian dukacita yang mendalam.

Nelson Mandela dipenjara selama 27 tahun, Bunda Teresa tumbuh di tengah penderitaan Kalkuta yang sangat menyedihkan, YM Dalai Lama kehilangan negerinya di umur belasan tahun, Mahatma Gandhi wafat ditembak. Pesan simboliknya sederhana, ada rahasia-rahasia cahaya di balik dukacita.
Siapa saja yang lari menjauh dari dukacita, tidak saja kehilangan kesempatan untuk menjadi dewasa, juga kehilangan kesempatan untuk disinari oleh cahaya indah yang dibawa oleh duka cita. Sejujurnya, duka cita membawa sejumlah pesan spiritual yang layak diendapkan.
Pertama, dukacita adalah undangan untuk membuat jiwa menjadi semakin dewasa. Sebagaimana telah dialami banyak jiwa yang dewasa, tanpa dukacita maka kedewasaan tidak pernah lahir. Pesan kedua yang dibawa dukacita, ia adalah kesempatan untuk membayar hutang-hutang karma. Dukacita mirip membayar cicilan mobil sedikit demi sedikit.
Pesan ketiga dukacita, ia adalah putaran waktu dalam kehidupan untuk bersih-bersih. Kesuksesan, kekayaan, keterkenalan mirip dengan pesta. Semua pesta ada akhirnya. Dan setelah pesta berakhir, semua kekotoran mesti dibersihkan. Dan dukacita adalah sapu, lap pel, air yang bisa membuat rumah jiwa bersih kembali.

Dan meditasi sangat membantu dalam hal membersihkan rumah jiwa. Bathin yang tidak disentuh meditasi menolak dukacita. Sebagian bahkan menyebut dukacita sebagai kemarahan Tuhan. Bathin yang disentuh meditasi lain lagi, ia akan mendekap setiap duka cita yang datang.

Terutama karena tahu, hanya dengan melewati duka cita mendalam kemudian jiwa jadi dewasa, hutang-hutang karma terlunasi, serta rumah jiwa jadi bersih jernih. Mungkin ini sebabnya kenapa sejumlah nabi juga mengalami dukacita mendalam.

Dengan cara pandang seperti ini, duka cita tidak lagi menjadi serangkaian tangisan. Sebaliknya, dukacita menjadi serangkaian nyanyian. Bukan sembarang nyanyian, melainkan nyanyian jiwa.
Author: Watikam Crew
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya